Selasa, 08 Januari 2013

Tugas v-class Akun Keuangan 1B


NAMA           : Fairuz Dyasano Putri
KELAS                        : 2EB20
NPM              : 29211081


AKTIVA TETAP
1. Pengertian Aktiva Tetap
          Aktiva tetap adalah aktiva berujud yang digunakan dalam operasi
perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan
normal perusahaan. (Haryono Jusup, 2005; 153)
Aktiva tetap adalah aktiva berujud yan berumur lebih dari satu tahun
yang dimiliki oleh perusahaan dengan tujuan untuk dipakai dalam
perusahaan bukan untuk dijual kembali (Wit & Erhans, 2000; 82)
Aset tetap adalah aset berwujud yang (Slamet Sugiri, 2009; 137) :
a.       dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penydiaan barang
atau jasa, untuk direntalkan pada pihak lain, atau untuk tujuan
administratif
b.       diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode

2. Klasifikasi Aktiva Tetap 
Aktiuva tetap biasanya digolongkan menjadi 4 kelompok yaitu (Haryono
Jusup, 2005; 155):
a.       Tanah : seperti tanah  yang digunakan sebagai tempat berdirinya
gedung perusahaan
b.       Perbaikan tanah  :  seperti jalan-jalan  diseputar lokasi
perusahaan, tempat parker, pagar dan saluran air bawah tanah
c.        Gedung : seperti gedung yang digunakan untuk kantor, toko,
pabrik dan gudang
d.      Peralatan : seperti peralatan kantor, mesin pabrik, peralatan
pabrik, kendaraan dan mebel

3. Penentuan Harga Perolehan Aktiva Tetap
Prinsip Akuntansi => Aktiva Tetap harus dicatat sesuai dengan Harga
Perolehannya.
Harga perolehan meliputi semua pengeluaran yang diperlukan untuk
mendapatkan aktiva tetap dan pengeluaran-pengeluaran lain agar
aktiva siap untuk digunakan  (Haryono Jusup, 2005; 155)
Harga perolehan adalah harga beli ditambah seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk memperolehnya dan menyiapkan aktiva tetap
tersebut sampai siap digunakan (Wit & Erhans, 2000; 82).
Misal :
Sebuah computer merk Dell dibeli dengan harga Rp. 7.500.000 dengan
potongan tunai 10 %  biaya yang dikeluarkan untuk install  komputer dan pemasangan hingga siap digunakan sebesar Rp. 250.000. maka
harga perolehan komputer tersebut dapat dihitung sbb :
Harga beli : 7.500.000
Potongan tunai 10 % :     750.000 –
  6.750.000
Biaya install dan pasang :    250.000
Harga Perolehan  7.000.000
Jurnal untuk mencatat perolehan aktiva tetap adalah
Komputer 7.000.000
Kas 7.000.000
Untuk penghitungan harga perolehan dan pencatatan keempat
klasifikasi aktiva tetap diatas dapat dibaca di buku Haryono Jusup
halaman 156 s/d 159.
Terdapat berbagai cara dalam memperoleh aktiva tetap, yang akan
mempengaruhi penentuan harga perolehan.  Berbagai cara tersebut
antara lain : pembelian secara tunai;  pembelian kredit;  pembelian
dengan wesel bunga; pembelian gabungan (dalam satu paket);
membangun sendiri aktiva dan  adanya sumbangan dari pihak lain.
a.       Pembelian Tunai
Dalam pembelian secara tunai, harga perolehan adalah harga
belibersih setelah dikurangi potongan tunai ditambah dengan
pengeluaran-pengeluaran.
Misal : dibeli mesin pabrik Rp. 55.000.000, pengeluaran yang  berkaitan
dengan pembelian mesin antara lain : PPN  sebesar Rp. 5.500.000;
Premi asuransi sebesar Rp. 550.000 dan biaya pemasangan sebesar
Rp. 1.450.000 maka harga perolehannya :
Harga beli : 55.000.000
PPN :   5.500.000
Premi asuransi :       550.000
Biaya pemasangan :   1.450.000
Harga perolehan  62.500.000
Jurnal
Mesin pabrik 62.500.000
Kas 62.500.000b. Pembelian dengan Kredit
b.      Pembelian dengan Menggunakan Wesel Berbunga
Dalam pembelian aktiva dengan jumlah rupiah yang besar, kadangkadang perusahaan membayarnya dengan wesel erbunga. Biasanya
pembeli diwajibkan membayar uang muka dan sisanya dibayar dengan
wesel berbunga dimana bunga wesel dibayar pada saat jatuh tempo
wesel tersebut. Harga perolehan aktiva dihitung dengan jumlah uang
muka ditambah nilai nominal wesel. Sedangkan biaya bunga
merupakan biaya pendanaan (financing cost) yang dicatat dengan
mendebet rekening biaya bunga.                     
c.        Pembelian dengan Kredit
Pembelian secara kredit jangka panjang pada umumnya melibatkan
bunga. Bunga dapat ditetapkan secara eksplisit dan secara implisit.
Bunga eksplisit  dalam pembelian kredit adalah bunga yang ditetapkan
secara jelas/terus terang
Bunga implisit : bunga yang ditetapkan tidak secara terus terang
sehingga harus mencari terlebih dahulu bunganya.
Baik secara eksplisit maupun secara implisit bunga tidak boleh
dimasukkan dalam menghitung harga perolehan karena bunga  bukan
merupakan pengorbanan untuk memperoleh aktiva tetap, tetapi
pengorbanan untuk menggunakan dana pihak lain.
d.       Pembelian dalam satu paket (gabungan)
Pembelian dalam satu paket (gabungan) sering disebut sebagai
pembelian secara lump-sum. Harga paket (borongan)didasarkan pada
harga perolehan masing-masing aktiva tetap  yang ditentukan dengan
harga pasar .
e.       Membangun sendiri
Perusahaan terkadang membangun sendiri aktiva tetapnya.
Misalkan perusahaan membangun sendiri kantornya, garasi ataupun
gudangnya. Harga perolehan aktiva yag dibangun sendiri oleh
perusahaan terdiri dari harga material atau bahan bangunan yang
dipakai, upah tenaga kerja, dan biaya lain-lain meliputi listrikdan
depresiasi aktiva tetap perusahaan yang digunakan untuk
membangun. Dimunkinkan pula adanya biaya bunga jika perusahaan
dala membangun meminjam dari pihak luar sehingga biaya bunga
dimasukkan dalam unsur harga perolehan tetapi hanya biaya bunga
selama masa konstruksi saja. Jika setelah masa konstruksi belum
lunas maka biaya bunga dibebankan sebagai biaya periodik dalam
kelompok biaya diluar usaha dalam laporan laba rugi.
Jika harga perolehan aktiva dengan membangun sendiri lebih
kecil dari (lebih rendah) dari harga aktiva sejenis, perusahaan tidak
diperkenankan mengakui adanya keuntungan akibat membangun
sendiri.
f.         Sumbangan
Aktiva tetap dapat diperoleh dari sumbangan, misalnya sumbangan
dari pemerintah atau lembaga lain. Meski untuk memperoleh
sumbangan tidak ada pengorbanan yang dikeluarkan, akuntansi tetep
mencatatnya karena akuntansi merupakan alat pertanggugjawaban.
Aktiva tetap dari sumbangan didebit dan akun lawannya adalah modal
sumbangan. Nilainya adalah sebesar nilai wajar pada saat sumbangan
itu diterima.
DEPRESIASI (PENYUSUTAN)
Depresiasi adalah proses pengalokasian harga perolehan aktiva tetap
menjadi biaya selama masa manfaatnya dengan cara yang rasional dan
sistematis (Haryono Jusup, 2005; hal 162).
Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat  disusutkan
dari suatu asset selama umur manfaatnya.
Depresiasi/ penyusutan bukan merupakan penilaian aktiva tetap tetapi
merupakan proses pengalokasian harga perolehan. Alokasi dilakukan
sepanjang umur manfaat yang dapat berupa periode waktu atau jumlah
produksi/unit yang diharapkan akan diperoleh  dari aktiva tetap
tersebut.
Akumulasi depresiasi aktiva tetap menggambarkan jumlah depresiasi
yang telah dibebankan sebagai biaya, bukan menggambarkan dana
yang telah dihimpun.
a.       Akuntansi untuk penyusutan
Terdapat 3 faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyusutan :
1. Harga perolehan (cost)
Harga perolehan suatu aktiva meliputi seluruh pengeluaran yang
berkaitan dengan perolehan dan penyiapannya untuk dapat digunakan.
2. Nilai residual atau nilai sisa (residual value / salvage value)
Jumlah yang diperkirakan dapat direalisasikan pada saat aktiva
tersebut tidak digunakan lagi
3. Masa atau umur manfaat aktiva tetap
Aktiva tetap memiliki masa manfaat terbatas. Keterbatasan tersebut
karena berbagai faktor seperti keausan, kecacatan, kemerosotan nilai,
kerusakan (kecuali tanah)
b.      Metode penyusutan
Ada 4 metode penyusutan aktiva tetap yang dikenal secra umum yaitu:
1. Metode Garis Lurus (Straight-Line Method)
2. Metode Unit Produksi (Units-of-Production Method) atau satuan hasil
3. Metode saldo menurun (Declining Balance Method)
4. Metode jumlah angka tahun (Sum-of-the-Years-Digits Method)
SUMBER: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Diana%20Rahmawati,%20M.Si./AKTIVA%20TETAP.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar