NAMA :
Fairuz Dyasano Putri
KELAS :
2EB20
NPM :
29211081
AKTIVA TETAP
1. Pengertian Aktiva Tetap
Aktiva tetap adalah aktiva berujud
yang digunakan dalam operasi
perusahaan
dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan
normal
perusahaan. (Haryono Jusup, 2005; 153)
Aktiva
tetap adalah aktiva berujud yan berumur lebih dari satu tahun
yang
dimiliki oleh perusahaan dengan tujuan untuk dipakai dalam
perusahaan
bukan untuk dijual kembali (Wit & Erhans, 2000; 82)
Aset
tetap adalah aset berwujud yang (Slamet Sugiri, 2009; 137) :
a.
dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau
penydiaan barang
atau
jasa, untuk direntalkan pada pihak lain, atau untuk tujuan
administratif
b.
diharapkan untuk digunakan selama lebih dari
satu periode
2.
Klasifikasi Aktiva Tetap
Aktiuva
tetap biasanya digolongkan menjadi 4 kelompok yaitu (Haryono
Jusup,
2005; 155):
a.
Tanah : seperti tanah yang digunakan sebagai tempat berdirinya
gedung
perusahaan
b.
Perbaikan tanah :
seperti jalan-jalan diseputar
lokasi
perusahaan,
tempat parker, pagar dan saluran air bawah tanah
c.
Gedung : seperti gedung yang digunakan untuk
kantor, toko,
pabrik
dan gudang
d.
Peralatan :
seperti peralatan kantor, mesin pabrik, peralatan
pabrik,
kendaraan dan mebel
3.
Penentuan Harga Perolehan Aktiva Tetap
Prinsip Akuntansi => Aktiva Tetap harus
dicatat sesuai dengan Harga
Perolehannya.
Harga
perolehan meliputi semua pengeluaran yang diperlukan untuk
mendapatkan
aktiva tetap dan pengeluaran-pengeluaran lain agar
aktiva
siap untuk digunakan (Haryono Jusup,
2005; 155)
Harga
perolehan adalah harga beli ditambah seluruh biaya yang
dikeluarkan
untuk memperolehnya dan menyiapkan aktiva tetap
tersebut
sampai siap digunakan (Wit & Erhans, 2000; 82).
Misal
:
Sebuah
computer merk Dell dibeli dengan harga Rp. 7.500.000 dengan
potongan
tunai 10 % biaya yang dikeluarkan untuk
install komputer dan pemasangan hingga
siap digunakan sebesar Rp. 250.000. maka
harga
perolehan komputer tersebut dapat dihitung sbb :
Harga
beli : 7.500.000
Potongan
tunai 10 % : 750.000 –
6.750.000
Biaya
install dan pasang : 250.000
Harga
Perolehan 7.000.000
Jurnal
untuk mencatat perolehan aktiva tetap adalah
Komputer
7.000.000
Kas
7.000.000
Untuk
penghitungan harga perolehan dan pencatatan keempat
klasifikasi
aktiva tetap diatas dapat dibaca di buku Haryono Jusup
halaman
156 s/d 159.
Terdapat
berbagai cara dalam memperoleh aktiva tetap, yang akan
mempengaruhi
penentuan harga perolehan. Berbagai cara
tersebut
antara
lain : pembelian secara tunai; pembelian
kredit; pembelian
dengan
wesel bunga; pembelian gabungan (dalam satu paket);
membangun
sendiri aktiva dan adanya sumbangan dari
pihak lain.
a.
Pembelian Tunai
Dalam
pembelian secara tunai, harga perolehan adalah harga
belibersih
setelah dikurangi potongan tunai ditambah dengan
pengeluaran-pengeluaran.
Misal
: dibeli mesin pabrik Rp. 55.000.000, pengeluaran yang berkaitan
dengan
pembelian mesin antara lain : PPN
sebesar Rp. 5.500.000;
Premi
asuransi sebesar Rp. 550.000 dan biaya pemasangan sebesar
Rp.
1.450.000 maka harga perolehannya :
Harga
beli : 55.000.000
PPN
: 5.500.000
Premi
asuransi : 550.000
Biaya
pemasangan : 1.450.000
Harga
perolehan 62.500.000
Jurnal
Mesin
pabrik 62.500.000
Kas
62.500.000b. Pembelian dengan Kredit
b.
Pembelian dengan
Menggunakan Wesel Berbunga
Dalam
pembelian aktiva dengan jumlah rupiah yang besar, kadangkadang perusahaan
membayarnya dengan wesel erbunga. Biasanya
pembeli
diwajibkan membayar uang muka dan sisanya dibayar dengan
wesel
berbunga dimana bunga wesel dibayar pada saat jatuh tempo
wesel
tersebut. Harga perolehan aktiva dihitung dengan jumlah uang
muka
ditambah nilai nominal wesel. Sedangkan biaya bunga
merupakan
biaya pendanaan (financing cost) yang dicatat dengan
mendebet rekening biaya bunga.
c. Pembelian dengan Kredit
Pembelian secara kredit jangka panjang pada
umumnya melibatkan
bunga. Bunga dapat ditetapkan secara eksplisit
dan secara implisit.
Bunga eksplisit dalam pembelian kredit adalah bunga yang
ditetapkan
secara jelas/terus terang
Bunga implisit : bunga yang ditetapkan tidak
secara terus terang
sehingga harus mencari terlebih dahulu
bunganya.
Baik secara eksplisit maupun secara implisit
bunga tidak boleh
dimasukkan dalam menghitung harga perolehan
karena bunga bukan
merupakan pengorbanan untuk memperoleh aktiva
tetap, tetapi
pengorbanan untuk menggunakan dana pihak lain.
d. Pembelian
dalam satu paket (gabungan)
Pembelian dalam satu paket (gabungan) sering
disebut sebagai
pembelian secara lump-sum. Harga paket
(borongan)didasarkan pada
harga perolehan masing-masing aktiva
tetap yang ditentukan dengan
harga pasar .
e. Membangun sendiri
Perusahaan terkadang membangun sendiri aktiva
tetapnya.
Misalkan perusahaan membangun sendiri
kantornya, garasi ataupun
gudangnya. Harga perolehan aktiva yag dibangun
sendiri oleh
perusahaan terdiri dari harga material atau
bahan bangunan yang
dipakai, upah tenaga kerja, dan biaya
lain-lain meliputi listrikdan
depresiasi aktiva tetap perusahaan yang
digunakan untuk
membangun. Dimunkinkan pula adanya biaya bunga
jika perusahaan
dala membangun meminjam dari pihak luar
sehingga biaya bunga
dimasukkan dalam unsur harga perolehan tetapi
hanya biaya bunga
selama masa konstruksi saja. Jika setelah masa
konstruksi belum
lunas maka biaya bunga dibebankan sebagai
biaya periodik dalam
kelompok biaya diluar usaha dalam laporan laba
rugi.
Jika harga perolehan aktiva dengan membangun
sendiri lebih
kecil dari (lebih rendah) dari harga aktiva
sejenis, perusahaan tidak
diperkenankan mengakui adanya keuntungan
akibat membangun
sendiri.
f.
Sumbangan
Aktiva tetap dapat diperoleh dari sumbangan,
misalnya sumbangan
dari pemerintah atau lembaga lain. Meski untuk
memperoleh
sumbangan tidak ada pengorbanan yang
dikeluarkan, akuntansi tetep
mencatatnya karena akuntansi merupakan alat
pertanggugjawaban.
Aktiva tetap dari sumbangan didebit dan akun
lawannya adalah modal
sumbangan. Nilainya adalah sebesar nilai wajar
pada saat sumbangan
itu diterima.
DEPRESIASI
(PENYUSUTAN)
Depresiasi adalah proses pengalokasian harga
perolehan aktiva tetap
menjadi biaya selama masa manfaatnya dengan
cara yang rasional dan
sistematis (Haryono Jusup, 2005; hal 162).
Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah
yang dapat disusutkan
dari suatu asset selama umur manfaatnya.
Depresiasi/ penyusutan bukan merupakan
penilaian aktiva tetap tetapi
merupakan proses pengalokasian harga
perolehan. Alokasi dilakukan
sepanjang umur manfaat yang dapat berupa
periode waktu atau jumlah
produksi/unit yang diharapkan akan
diperoleh dari aktiva tetap
tersebut.
Akumulasi depresiasi aktiva tetap
menggambarkan jumlah depresiasi
yang telah dibebankan sebagai biaya, bukan
menggambarkan dana
yang telah dihimpun.
a. Akuntansi untuk penyusutan
Terdapat 3 faktor yang harus dipertimbangkan
dalam penyusutan :
1. Harga perolehan (cost)
Harga perolehan suatu aktiva meliputi seluruh
pengeluaran yang
berkaitan dengan perolehan dan penyiapannya
untuk dapat digunakan.
2. Nilai residual atau nilai sisa (residual
value / salvage value)
Jumlah yang diperkirakan dapat direalisasikan
pada saat aktiva
tersebut tidak digunakan lagi
3. Masa atau umur manfaat aktiva tetap
Aktiva tetap memiliki masa manfaat terbatas.
Keterbatasan tersebut
karena berbagai faktor seperti keausan,
kecacatan, kemerosotan nilai,
kerusakan (kecuali tanah)
b. Metode penyusutan
Ada 4 metode penyusutan aktiva tetap yang
dikenal secra umum yaitu:
1. Metode Garis Lurus (Straight-Line Method)
2. Metode Unit Produksi (Units-of-Production
Method) atau satuan hasil
3. Metode saldo menurun (Declining Balance
Method)
4. Metode jumlah angka tahun
(Sum-of-the-Years-Digits Method)
SUMBER: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Diana%20Rahmawati,%20M.Si./AKTIVA%20TETAP.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar